Metode Pembelajaran PAI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Metode
adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik
metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan
merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal
metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor
guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya
metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih
sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi.
Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode
yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di
tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun
demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak
terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi
mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar
mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan
menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari
pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran,
dalam situasi dan kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan
dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran
pendidikan seperti metode ceramah, metode diskusi, metode kelompok dan metode
campuran.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa yang
dimaksud dengan metode pembelajaran
b. Bagaimana
kedudukan metode dalam belajar mengajar?
c. Apa saja
macam-macam metode mengajar, meliputi:
- Metode
ceramah
- Metode
diskusi
- Metode
kelompok
- Metode
campuran
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun yang
menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk
mengetahui maksud metode pembelajaran;
b. Untuk
mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar;
c. Untuk
mengetahui macam-macam metode mengajar, meliputi: metode ceramah, metode
diskusi, metode kelompok dan metode campuran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara
atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat
menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus
mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai
metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai
dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada
tujuan pembelajaran.
Syarat-syarat yang harus
diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a. Metode yang
dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
b. Metode yang
digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.
c. Metode yang
digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil
karya.
d. Metode yang
digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
e. Metode yang
digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Metode yang
digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa
dalam kehidupan sehari-hari.[1]
B. Kedudukan
Metode Dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang
melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah guru
tinggalkan adalah bagaimana memahami, kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Dan analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode
sebagai alat motivasi extrinsic, sebagai strategi pengajaran dan sebagai
alat untuk mencapai tujuan.
C. Macam-Macam
Metode Pembelajaran
Memilih berbagai metode yang tepat
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan
metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar
mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat
digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam
jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas.
Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar.
1. Metode
Ceramah
Sudah sejak lama ceramah digunakan
oleh para guru dengan alasan keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini
menunjukkan adanya kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode
belajar-mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan
kenyataan bahwa tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah dengan
benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas personalities guru, yakni
suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan
guru dalam memberi penjelasan: yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh
setiap guru.
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau
penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa.
agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode
ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk
memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan
dan mencatat penalarannya secara sistematis.[2]
Dari definisi metode ceramah diatas,
dapat kiranya kita mendefinisikan metode ceramah sebagai sebuah bentuk
interaksi belajar-mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara
lisan oleh guru terhadap sekelompok peserta didik.
Berdasarkan definisi metode ceramah,
dapat dimengerti jika guru akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan metode
ceramah. Lalu lintas pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni dari guru
ke para siswa. Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:Guru-guru
haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), dan Guru
memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat
dan potensi untuk meningkatkan ceramah.
Kesimpulan dari kajian terhadap
berbagai studi tentang metode ceramah, yakni:
1)
Metode
ceramah sesuai digunakan bila:
-
Tujuan dasar
pengajaran adalah menyampaikan informasi baru,
-
Isi
pelajaran langka, misalnya penemuan baru,
-
Isi
pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus untuk
kelompok tertentu,
-
Membangkitkan
minat terhadap mata pelajaran,
-
Isi
pelajaran tidak diperlukan untuk diingat dalam waktu yang lama,
-
Untuk
mengantar penggunaan metode mengajar yang lain dan pengarahan penyelesaian
tugas-tugas belajar.
2)
Metode
ceramah tidak sesuai digunakan bila:
-
Tujuan
pengajaran bukan tujuan perolehan informasi,
-
Isi
pelajaran perlu diingat dalam jangka waktu yang lama,
-
Isi
pelajaran kompleks, rinci, atau abstrak,
1.1 Segi
kebaikan metode ceramah:
a.
Dalam waktu
relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
b.
Organisasi
kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokkan murid-murid
seperti pada metode yang lain.
c.
Guru dapat
menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar.
d.
Apabila
penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif,
yang merangsang murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.
1.2 Segi
kekurangan (negatif):
a.
Guru sukar
untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan.
b.
Kadang-kadang
guru sangat mengejar disampaikannya bahan yang sebanyak-banyaknya, sehingga
hanya menjadi bersifat pemompaan.
c.
Pendengar
cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan malahan kurang tepat dalam
mengambil kesimpulan, sebab guru menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan
lisan.
d.
Apabila
penceramah tidak memperhatikan segi-segi psychologies dan didaktis dari anak didik,
ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan membosankan. Sebaliknya guru dapat
terlalu berlebih-lebihan berusaha membangkitkan minat siswa.
Langkah-Langkah/Tahap Metode Ceramah
1. Tahap
Pengembangan Ceramah
Tahap pengembangan ceramah atau tahap
pembahasan utama merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan pemakaian metode
ceramah. Pada tahap ini penceramah atau guru menyajikan isi pelajaran yang
telah diorganisasikan sebelumnya. Faktor-faktor yang hendaknya menjadi
perhatian guru pada tahap pengembangan ceramah, ialah:
a.
Keterangan
secara singkat dan jelas. Menerangkan suatu masalah dengan kata-kata yang
sederhana, kalimat pendek, tanpa banyak anak kalimat, akan mempermudah siswa
memahaminya.
b.
Pergunakan
papan tulis. Sebagai upaya visualisasi, pokok-pokok masalah yang diterangkan
perlu ditulis di papan tulis dengan jelas dan tertib. Cara ini juga mempermudah
dan mendorong siswa untuk mencatat.
c.
Keterangan-ulang
dengan menggunakan istilah atau kata-kata lain yang lebih jelas. Cara ini akan
membantu siswa yang belum dapat atau lambat menangkap isi ceramah. Bagi siswa
yang telah dapat menangkap isi ceramah, keterangan-ulang akan menambah
kejelasan tentang apa yang telah (sedikit) mereka pahami.
d.
Perinci dan
perluas pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan jalan memperinci isi pelajaran
lebih lanjut, memberikan ilustrasi, memberikan keterangan tambahan,
menghubungkan dengan masalah lain, memberi beberapa contoh singkat, kongkrit
dan yang telah dikenal oleh siswa.
e.
Carilah balikan
(feedhack) sebanyak-banyaknya selama berceramah. Guru perlu sekali
memperoleh balikan dari siswa tentang ceramah yang dilaksanakannya. Balikan
non-verbal diperoleh guru dengan memperhatikan tingkat perhatian siswa terhadap
ceramah, catatan-catatan yang dibuat siswa, atau sikap duduk siswa selama
ceramah berlangsung. Balikan verbal diperoleh oleh guru melalui kesempatan yang
diberikan kepada siswa bertanya tentang isi ceramah, atau guru yang bertanya
kepada siswa tentang isi ceramahnya.
f.
Mengatur
alokasi waktu ceramah. Guru hendaknya menyadari bahwa ceramah yang terlalu lama
akan membosankan siswa. Untuk mengurangi kejenuhan, guru dapat mengatur alokasi
ceramah yang diselingi kegiatan lain setelah maksimal 15 menit.
2. Tahap Akhir
Ceramah
Tahap akhir ceramah atau tahap
kesimpulan ceramah merupakan kegiatan terakhir dari guru dalam pemakaian metode
ceramah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan ini diantaranya:
a. Pembuatan
rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan, kegiatan ini
dilakukan oleh guru bersama-sama siswa;
b. Penjelasan
hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran berikutnya; dan
c. Penjelasan
tentang kegiatan pada pertemuan yang berikutnya.
Berdasarkan uraian tentang ceramah,
tampak bahwa metode ceramah bukanlah metode yang paling mudah untuk
dilaksanakan oleh guru. Setiap guru boleh mengaku mampu melaksanakan ceramah,
tetapi tidak mampu memakai metode ceramah yang penuh makna. Untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah, Tjipti Utomo dan
Ruijiter menyarankan agar guru bersedia:
1)
Menyadari
apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang diberikan dalam pengajarannya,
2)
Menganalisis
hal-hal yang dilakukannya sebagai guru pada waktu memberikan ceramah, dan
3)
Berlatih,
karena tak ada suatu perubahan pun yang berhasil dengan “sekali jadi”. (Tjipto
Utomo dan Ruijter, 1985: 196-197).
2. Metode
Diskusi
Diskusi merupakan istilah yang sudah
biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita mendengar
percakapan seperti dibawah ini :”Kalau ada masalah, mari kita diskusikan
bersama” atau ”segala sesuatunya akan dapat kita selesaikan dengan baik, bila
semuanya kita diskusikan permasalahannya.”
Dari percakapan tersebut, mendapat
gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk
mencarikan suatu masalah. Walaupun telah sering kita dengar istilah diskusi
dalam kehidupan sehari-hari, belum cukup kiranya untuk memahami metode diskusi
dalam kegiatan belajar-mengajar. Apakah pengertian metode diskusi dalam
kegiatan belajar-mengajar? Apakah tujuan metode diskusi, terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut, akan diuraikan dan diulas secara berturut-turut
berikut ini.
a.
Pengertian
metode diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan
kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian
bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk
merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan
sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam
suatu keputusan atau kesimpulan.[3]
Gage dan Berliner (1984: 486) mengemukakan
bahwa metode diskusi sungguh-sungguh terbuka atau bervariasi pengertiannya. Ini
merupakan suatu indikasi betapa sulitnya mendefinisikan metode diskusi secara
tepat. Girlstrap dan Martin (1975: 15) mengutarakan bawah metode diskusi
merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama
melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari
jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan untuk itu.
Berdasarkan pada uraian diatas,
dapat kiranya didefinisikan metode diskusi sebagai suatu kegiatan
belajar-mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang
yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang
menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban
terhadap topik yang didiskusikan.
b. Tujuan
Pemakaian Metode Diskusi
Apakah tujuan pendidikan yang paling
baik dicapai melalui metode diskusi? Jawabannya adalah untuk pengembangan
pikiran kritis, sikap demokratis, tujuan-tujuan kognitif tingkat tinggi, dan
pengembangan sosial-emosional.
Secara terperinci tujuan pemakaian
metode diskusi adalah :
1)
Mengembangkan
keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri
siswa.
2)
Mengembangkan
sikap positif terhadap sekolah, para guru, dan bidang studi yang dipelajari,
3)
Mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self-concepts) yang lebih
positif.
4)
Meningkatkan
keberhasilan siswa dalam menemukan pendapat.
5)
Mengembangkan
sikap terhadap isu-isu kontroversial.
Dari tujuan pemakaian metode
diskusi, maka dikemukakan bahwa pemakaian metode diskusi tidak hanya sekedar
untuk menyampaikan informasi kepada para siswa. Hal yang penting dari
penyampaian informasi adalah terbentuknya kondisi yang menguntungkan bagi siswa
untuk mengelola perolehan belajarnya.
c.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Diskusi
1) Kelebihan
Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode
diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar.
a. Metode
diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.
b. Dapat
melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan
c. Dapat
melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Disamping itu, diskusi juga bias melatih siswa untuk menghargai pendapat orang
lain.
2) Kelemahan
Metode Diskusi
Selain beberapa kelebihan, diskusi
juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Sering
terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki keterampilan berbicara
b. Kadang-kadang
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
c. Memerlukan
waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
c. Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
3.
Metode
Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu
metode belajar-mengajar yang memiliki kadar CBSA yang tinggi. Metode kerja kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda bila
dibandingkan dengan format belajar-mengajar ekspositorik. Bagi mereka
yang sudah terbiasa dengan strategi ekspositorik, memerlukan waktu untuk
berlatih menggunakan metode kerja kelompok. Anda dapat mengkajinya melalui
pembahasan berikut ini.
a.
Pengertian
Metode Kelompok
Istilah kelompok dapat diartikan sebagai
bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau
sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu, kerja kelompok juga ditandai
oleh:
1) Adanya tugas
bersama,
2) Pembagian
tugas dalam kelompok, dan
3)
Adanya kerja
sama antara anggota kelompok dalam penyelesaian tugas kelompok.
Berpijak pada pengertian kerja
kelompok diatas, maka metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format
belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang satu
dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas
belajar secara bersama-sama.
Pengertian metode kerja kelompok
yang demikian membawa konsekuensi kepada setiap guru yang akan menggunakannya.
Konsekuensi tersebut adalah guru harus benar-benar yakin bahwa topik yang
dibicarakan layak untuk digunakan dalam kerja kelompok. Tugas yang diberikan
kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam pemakaian metoda kerja
kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk setiap kelompok (tugas paralel)
atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap kelompok (tugas
komplementer).
b)
Tujuan
Pemakaian Metode Kelompok
Metode Kerja Kelompok digunakan
dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan:
1)
Memupuk
kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa,
2) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam
proses belajar-mengajar yang diselenggarakan, dan
3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses
belajar-mengajar secara berimbang.
c)
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Kelompok
1) Segi
Kelebihan
a.
Ditinjau
dari segi pendidikan, kegiatan kelompok murid-murid akan meningkatkan kualitas
kepribadian, seperti: kerjasama, toleransi, kritis, disiplin dan sebagainya.
b.
Ditinjau
dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang positif, karena anak-anak lebih
giat bekerja dalam kelompok masing-masing.
c.
Ditinjau
dari segi didaktik, bahwa anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat
membantu teman-temannya yang kurang pandai, terutama dalam rangka memenangkan
“Kompetisi” antara kelompok.
2 2. Segi
Negatif.
a a. Metode
kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan
dengan metode yang lain; misalnya metode ceramah.
b. Apabila
terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk.
c. Bagi
anak-anak yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu dan
kemungkinan besar akan mempengaruhi kelompok itu, sehingga usaha kelompok itu
akan gagal.
d. Jenis-Jenis
Pengelompokkan
Dalam penerapan metode Kelompok,
guru dituntut untuk memiliki keterampilan melakukan pengelompokkan terhadap
para siswanya. Ada berbagai jenis cara
pengelompokkan yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah:
1. Pengelompokkan
didasarkan atas ketersediaan fasilitas
Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas
belajar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk
kepentingan praktis, kelompok dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang
tersedia.
2)
Pengelompokan
atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar
Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk
kepentingan perkembangan setiap siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak
memberikan kesempatan mengembangkan minat masing-masing.
3)
Pengelompokan
didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.
Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk
kepentingan lancarnya kegiatan dibutuhkan
- Penjajagan terhadap tugas atau topik yang diberikan oleh guru,
-
Pemahaman
terhadap tugas atau topik kelompok, dan
-
Penunaian
atau penyelesaian tugas.
Sedangkan guru
pada tahapan ini melakukan pengamatan, memberikan saran bila diperlukan, dan
melaksanakan penilaian kelompok yang sedang bekerja.
e)
Pelaporan
hasil Kerja Kelompok
Sedangkan semua kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban untuk melaporkan
hasil kerja mereka. Laporan hasil kerja kelompok, dapat dilakukan secara lisan
atau secara tertulis.
f)
Penilaian
pemakaian metode Kerja Kelompok
Berdasarkan hasil Kelompok serta
pelaksanaan penyelesaian hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian tugas
(proses Kelompok), guru melakukan penilaian keberhasilan pemakaian metode
Kelompok.
Prosedur pemakaian metode Kelompok,
sekali lagi dapat ditegaskan bahwa variabel-variabel penentu keberhasilan
metode Kelompok dan peran guru dalam pelaksanaan Kelompok merupakan hal penting
yang perlu disadari oleh guru. Persiapan dan kesiapan guru dalam memakai metode
Kerja Kelompok, akan menentukan keberhasilannya.
4.
Metode
Campuran
Metode Campuran atau Electic
Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa
Indonesia (metode-metode pilihan).
Metode electic yaitu cara menyajikan
bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa
metode, misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode
demonstrasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran.
Oleh karena itu, metode ini campuran dari unsure-unsure yang terdapat dalam metode-metode.
Oleh karena itu, metode ini campuran dari unsure-unsure yang terdapat dalam metode-metode.
Dalam praktiknya, metode campuran
ini dapat diterapkan seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan
kelas, dengan persiapan yang baik dan sungguh-sungguh dalam mempraktikkan
metode ini.
Hal ini dikarenakan, kemampuan guru dalam menguasai bahan itu sendiri perlu latihan-latihan praktik terus agar mampu menguasai berbagai metode. Suatu keharusan seorang guru menguasai berbagai macam metode-metode dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara bersungguh sungguh.
Hal ini dikarenakan, kemampuan guru dalam menguasai bahan itu sendiri perlu latihan-latihan praktik terus agar mampu menguasai berbagai metode. Suatu keharusan seorang guru menguasai berbagai macam metode-metode dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara bersungguh sungguh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Metode
pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara
individual atau secara kelompok.
2. Metode
ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan
penerapan lisan oleh guru kepada siswa.
3. Metode
diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara
bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau
untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan
untuk itu.
4. Metode
kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai
anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok
yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama.
5. Metode
Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau
metode-metode pilihan. Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di
depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode.
Ahm
[1] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta :
Quantum teaching, 2005, h. 52-53
[2] Hafni
Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Quantum Teaching, 2005, h. 121
http://yusrikeren85.blogspot.com/2011/11/makalah-metode-pembelajaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar